Bahan bakar alami sekarang bukanlah sebuah mimpi lagi. Para distributor solar maupun besin luar negeri mulai mencari cara membuat bahan bakar baru sejak muncul pertanyaan "Sampai kapan bahan bakar fosil dapat bertahan?". Jumlah bahan bakar fosil pastinya terbatas dan membutuhkan waktu yang sangat lama agar fosil benar-benar berubah menjadi bahan bakar mentah yang bisa diolah oleh manusia. Oleh karena itu semakin banyak penelitian bahan bakar baik yang disponsori atau tidak tidak oleh distributor solar dan bensin. Salah satu percobaan yang berhasil adalah jatropha.
Proyek jatrophaini merupakan proyek yang menggunakan minyak biji tanaman jatropha sebagai pengganti bahan bakar. Tapi tanaman ini merupakan tanaman yang hanya bisa ditemukan di Amerika Selatan. Sehingga hanya negara-negara yang memiliki kesamaan iklim dan tanah yang bisa menerapkannya.
Faith Odongo, salah satu pejabat senior di Departemen Energi Kenya memberitahukan bahwa tes awal menunjukan pohon jatropha bisa tumbuh dan berbuah di Kenya. Percobaan menanam ini dilakukan pada lahan 5000 hektar yang memang sengaja disisihkan untuk membudidayakan pohon ini; dengan harapan 4 tahun lagi pohon –pohon ini akan membantu mengurangi impor bahan bakar fosil dari distributor solar luar negeri setidaknya 5%.
Pada tahun yang sama (2008) dimana Kenya memutuskan untuk menjalanin projek jatropha, salah satu maskapai penerbangan terkenal bernama Air New Zealand melakukan uji terbang dengan menggunakan campuran 50% bahan bakar jatropha dan 50% bahan bakar jet A-1.
Pada tahun berikutnya atau tepatnya pada tanggal 7 Januari 2009, Continental Airlines berhasil menyelesaikan uji terbang dari Houston (Texas) dengan menggunakan 50% bahan bakar jatropha/ alga dan 50% bahan bakar jet A-1. Uji terbang ini dilakukan selama kurang lebih 2 jam.
Pada tahun 2010, muncul permasalahan di Kenya dimana Kenya mulai bergantung pada minyak jatrophasedangkan pohon jatropha ternyata bisa mengancam kekayaan hayati Kenya. Diketahui dari beberapa penelitian bahwa pohon jatropha bisa menghambat penyerapan air teruatam di daerah khusus resapan air.
Biarpun sudah diketahui tentang dampak pohon jatropha. Masih banyak distributor solar bio yang masih mengujicoba bahan bakar baru ini. Pada tahun 2011, Interjet berhasil menyelesaikan percobaan
penerbangan dengan menggunakan Airbus A320. Pada Airbus A320, bahan bakar yang digunakan adalah 70% Jet dan 30% jatropha. Bahan bakar jatropha ini di dapat dari 3 distributor solar bio Meksiko.
Pada tahun yang sama dengan percobaan yang dilakukan Interjet, maskapai Cina berhasil melakukan percobaan uji coba terbang dengan menggunakan 50% Jet dan 50% jatropha. Jatropha didapat dari distributor solar bio, China National Petroleum Corp.
Melihat berbagai pengujian yang berhasil, tidak akan lama lagi bermunculan distributor solar jatrophadi berbagai negara. Apalagi bahan bakar jenis ini bisa digunakan untuk pesawat. Mungkin juga bakal bermunculan berbagai distributor solar bio lain selain jatrophayang lebih aman. –hm-
No comments:
Post a Comment